Thursday, June 30, 2022

7 CARA MENGHADAPI REMAJA LAKI-LAKI YANG MULAI MEMBANGKANG



Pubertas pada anak laki-laki biasanya terjadi mulai awal usia 12 - 15 tahun. Anak-anak pada usia ini disebut memasuki masa remaja. Masa dimana rasa ingin tahu, ingin bebas dari aturan, masa kebingungan karena beberapa perubahan yang terjadi pada fisiknya, juga masa pemberontakan. 
Saat masa ini terjadi, banyak orang tua yang khawatir dan kebingungan kenapa anak laki-laki yang dulu penurut dan bersikap baik tiba tiba berubah "ngeyelan" dan ngga mau mendengarkan orang tuanya.

Berikut beberapa cara jitu menghadapi perubahan anak laki-laki jelang pubertas :

1. JANGAN RAGU UNTUK MEMELUK
Beri sentuhan pada anak remaja


Kebanyakan orang tua menganggap remaja sudah tidak mau dipeluk, sehingga orang tua mengurangi interaksi sentuhan fisik dengan mereka. Padahal remaja hanyalah anak anak yang sedang mengalami krisis identitas.
Mulailah dengan mendekatinya. Saat anak sedang asyik dengan gadgetnya, dekati dan tanyakan dengan penuh kelembutan, "Kakak sudah makan?" sambil menyentuh pundak atau mengelus kepalanya. Cara awal ini akan membuat remaja kembali terbiasa dengan sentuhan orang tuanya. Setelah mereka terbiasa, jangan ragu memberikan pelukan, misalnya saat mereka duduk, peluk dari belakang dan tanyakan kegiatan mereka hari ini di sekolah.

2. TURUNKAN NADA SUARA


Anak yang mulai suka membantah membuat orangtua seringkali kehilangan kendali, sehingga tanpa sadar selalu berbicara dengan nada tinggi. Hal ini akan membuat anak tidak nyaman. Jadi jangan salah jika akhirnya mereka memilih diam. Jika dibiarkan terlalu lama, akan tercipta jarak dan hubungan antara orangtua - anak akan semakin jauh.
Solusinya, orangtua belajar mengendalikan diri dan emosi. Tarik nafas, buat garis senyum, pelankan nada suara ketika akan berbicara dengan anak. Jaga jangan sampai hilang kesabaran. Anak suka diperlakukan dengan lembut. 

3. BUATKAN MAKANAN KESUKAAN


Ini juga salah satu cara jitu mengambil hati remaja laki-laki. Karena di masa ini, nafsu makan mereka biasanya meningkat dari sebelumnya. Orang tua terutama ibunya pastilah tahu apa saja makanan favorit anaknya. Buat atau belikan dan berikan padanya. Dan lihatlah, anak kalian akan tersenyum bahagia. Saat anak bahagia, suasana hatinya pasti lebih baik. Dan orangtua bisa mengajak berbicara sebagai upaya untuk mendekatinya.

4. JANGAN MENGANGGAP REMEH


Bukan rahasia lagi, kebanyakan orangtua selalu merasa dirinya paling tahu dan paling benar, Sehingga ketika anaknya berbicara untuk mengungkapkan pendapatnya, orangtua sering menyela bahkan mencelanya. Hal  seperti inilah yang membuat remaja malas untuk berbicara pada orangtuanya. Mereka lebih nyaman berbagi cerita dengan teman-temannya. Jadi, Bapak Ibu... mulailah belajar menjadi pendengar yang baik. Jangan lupa berikan dukungan kepada remaja laki-lakinya. Jangan meremehkan setiap apa yang dikatakannya.

5. HARGAI AREA PRIVASI


Bukan cuma orangtua saja loh yang punya privasi. Anak anak juga remaja juga berhak memilikinya. Sebagai orangtua seharusnya juga belajar menghargai apa yang menjadi wilayah pribadi anak. Sebagai contoh, anak diberikan HP. Orangtua memang berhak menggunakan HP itu karena mereka yang membelikannya untuk anak. Kebanyakan orangtua merasa HP anak juga merupakan HP nya. Ini salah. Mulai sekarang, berikan kepercayaan pada anak. Jika orangtua ingin meminjam atau membuka HP anak, harus minta ijin lebih dulu. 
"Kak, mama boleh tidak pinjam HP kakak?", atau "Kak, kalau mama/papa buka buka HP kakak, apakah kakak keberatan?"

7. JADILAH TEMAN

Orangtua yang baik adalah orangtua yang bisa menempatkan posisinya. Terkadang tetap menjadi orangtua, tak ada salahnya juga kadang berperan sebagai teman untuk anak anaknya. Jika bingung, mulailah dengan bercerita tentang masa remaja kita dulu.
"Kak, dulu waktu mama masih SMP, mama pernah suka loh sama kakak kelas. Soalnya dia cakep, pinter lagi. Kayaknya itu cinta pertama mama. Kalau kakak? Ada ngga teman yang kakak sukai? ... dst."


Nah, itulah beberapa tips yang bisa dipraktekkan saat menghadapi remaja laki-laki yang mulai memasuki masa pubertas. Yuk siapkan diri kita agar tidak kaget saat mengalaminya.

No comments:

Post a Comment