Monday, July 4, 2022

ULANG TAHUN PERNIKAHAN KE 16? SEPERTI APA RASANYA?


Haiiii hola apa kabar?

Lama banget ngga nyamperin blog ini. Maaf ya, yang punya rumah lagi kumat malesnya. Tapi sekarang, I am BACK, gaess. Hahahaah. 

Bulan ini masuk anniv yang ke 16. Uwaaaw... bukan lagi penganten baru tapi penganten lapuk. Hahahaah. Ehh ehh... tapi cinta kami ngga pernah lapuk loh. Malahan semakin hari tambah subur. Hatchiiih!!

Ngga banyak kok keinginanku di anniv yang ke 16 ini. Ngga muluk muluk.

Selalu minta sama Allah SWT semoga kami sekeluarga selalu dilindungi dimanapun berada. Diberi kesehatan. Rejeki yang cukup. Kehidupan yang damai dan bahagia. Rukun. Dan anak anak tumbuh menjadi pribadi yang baik.



Buat suami tercintah, 

Terimakasih ya, sudah menjadi teman perjalanan sejauh ini. Suka, duka, tangis dan tawa sudah sering kita lewati bersama.

Terimakasih untuk kesabaranmu. Yang selalu mengalah dan tak pernah membalas omelanku. Hahahaah. Sabar banget dengerin ceramahku dari A sampai Z.

Semoga kita menjadi pasangan til jannah, sehidup sesurga.

Maafin aku. Yang dikit dikit ngambek kalau punya keinginan tapi belum dituruti. Love You.

Cuma kamu yang betah ngadepin tingkahku. Thankyou so much. Kesabaranmu semoga menjadi berkah bagi keluarga kita.


TAHUN ISTIMEWA

Bulan Juni kemarin, kita pulang kampung sekeluarga setelah beberapa tahun sebelumnya cuma aku dan anak anak yang pulang.

Kamu dengan sabar membantuku merawat Emak di rumah sakit. Memapahnya, memijiti kaki dan tangannya, mencarikan obat dan makanan, begadang berdua denganku, tidur beralas kain di selasar bed dalam kamar RS. Semua itu kamu jalani tanpa mengeluh. 

Kamu tak segan menggandeng tanganku, tak malu melakukannya meski kita berjalan di keramaian.

Kamu yang sedang dalam keadaan terpuruk karena tekanan pekerjaan di kantor, berhari hari kurang tidur, telat makan. Tapi masih sanggup memberikan perhatian untukku dan juga untuk orangtuaku yang sedang sakit.

Terimakasih... 

Allah SWT Maha Tahu. Dia akan membalas kebaikanmu berlipat lipat. Aamiin.


FLASH BACK



Dulu...

Sering banget kita bertengkar. Masalah kecil bisa terasa besar. Aku yang ngga pernah mau ngalah. Selalu kamu yang harus duluan minta maaf. Hiks, egoisnya aku. 

Terimakasih sudah sabar sampai selama ini.

Dulu...

Kita sibuk sendiri sendiri. Kamu sibuk dengan pekerjaanmu. Dan aku sibuk dengan rutinitasku. Tak jarang terjadi miss komunikasi. Dan berujung saling tak peduli.

Tapi itu dulu...

Saat kita masih belum dewasa. Kita masih anak anak saat menjalani awal kehidupan rumah tangga ini.

Sekarang...

Aku jatuh cinta kedua kalinya. Bahkan pernah sampai seperti baru pertama jatuh cinta. Meski bersama, selalu terbayang bayang. Hattchiiih.

Terimakasih karena tak lelah memanjakanku. Maaf, aku belum bisa menjadi yang sempurna. Tapi aku selalu berusaha menjadi yang terbaik.

HAPPY 16TH



Siapa bilang, nikah lama bakalan bosan dengan pasangan? No. Itu ngga berlaku buat kami.

Semoga apa yang kita bangun akan selalu terjaga. Semoga Allah SWT memberkahi kita berdua, anak anak kita, dan orangtua kita.

Terimakasih selalu ada disampingku. Menerimaku dengan segala kekuranganku. Menjagaku, menyayangiku sepanjang waktu.

Terimakasih. 


Thursday, June 30, 2022

7 CARA MENGHADAPI REMAJA LAKI-LAKI YANG MULAI MEMBANGKANG



Pubertas pada anak laki-laki biasanya terjadi mulai awal usia 12 - 15 tahun. Anak-anak pada usia ini disebut memasuki masa remaja. Masa dimana rasa ingin tahu, ingin bebas dari aturan, masa kebingungan karena beberapa perubahan yang terjadi pada fisiknya, juga masa pemberontakan. 
Saat masa ini terjadi, banyak orang tua yang khawatir dan kebingungan kenapa anak laki-laki yang dulu penurut dan bersikap baik tiba tiba berubah "ngeyelan" dan ngga mau mendengarkan orang tuanya.

Berikut beberapa cara jitu menghadapi perubahan anak laki-laki jelang pubertas :

1. JANGAN RAGU UNTUK MEMELUK
Beri sentuhan pada anak remaja


Kebanyakan orang tua menganggap remaja sudah tidak mau dipeluk, sehingga orang tua mengurangi interaksi sentuhan fisik dengan mereka. Padahal remaja hanyalah anak anak yang sedang mengalami krisis identitas.
Mulailah dengan mendekatinya. Saat anak sedang asyik dengan gadgetnya, dekati dan tanyakan dengan penuh kelembutan, "Kakak sudah makan?" sambil menyentuh pundak atau mengelus kepalanya. Cara awal ini akan membuat remaja kembali terbiasa dengan sentuhan orang tuanya. Setelah mereka terbiasa, jangan ragu memberikan pelukan, misalnya saat mereka duduk, peluk dari belakang dan tanyakan kegiatan mereka hari ini di sekolah.

2. TURUNKAN NADA SUARA


Anak yang mulai suka membantah membuat orangtua seringkali kehilangan kendali, sehingga tanpa sadar selalu berbicara dengan nada tinggi. Hal ini akan membuat anak tidak nyaman. Jadi jangan salah jika akhirnya mereka memilih diam. Jika dibiarkan terlalu lama, akan tercipta jarak dan hubungan antara orangtua - anak akan semakin jauh.
Solusinya, orangtua belajar mengendalikan diri dan emosi. Tarik nafas, buat garis senyum, pelankan nada suara ketika akan berbicara dengan anak. Jaga jangan sampai hilang kesabaran. Anak suka diperlakukan dengan lembut. 

3. BUATKAN MAKANAN KESUKAAN


Ini juga salah satu cara jitu mengambil hati remaja laki-laki. Karena di masa ini, nafsu makan mereka biasanya meningkat dari sebelumnya. Orang tua terutama ibunya pastilah tahu apa saja makanan favorit anaknya. Buat atau belikan dan berikan padanya. Dan lihatlah, anak kalian akan tersenyum bahagia. Saat anak bahagia, suasana hatinya pasti lebih baik. Dan orangtua bisa mengajak berbicara sebagai upaya untuk mendekatinya.

4. JANGAN MENGANGGAP REMEH


Bukan rahasia lagi, kebanyakan orangtua selalu merasa dirinya paling tahu dan paling benar, Sehingga ketika anaknya berbicara untuk mengungkapkan pendapatnya, orangtua sering menyela bahkan mencelanya. Hal  seperti inilah yang membuat remaja malas untuk berbicara pada orangtuanya. Mereka lebih nyaman berbagi cerita dengan teman-temannya. Jadi, Bapak Ibu... mulailah belajar menjadi pendengar yang baik. Jangan lupa berikan dukungan kepada remaja laki-lakinya. Jangan meremehkan setiap apa yang dikatakannya.

5. HARGAI AREA PRIVASI


Bukan cuma orangtua saja loh yang punya privasi. Anak anak juga remaja juga berhak memilikinya. Sebagai orangtua seharusnya juga belajar menghargai apa yang menjadi wilayah pribadi anak. Sebagai contoh, anak diberikan HP. Orangtua memang berhak menggunakan HP itu karena mereka yang membelikannya untuk anak. Kebanyakan orangtua merasa HP anak juga merupakan HP nya. Ini salah. Mulai sekarang, berikan kepercayaan pada anak. Jika orangtua ingin meminjam atau membuka HP anak, harus minta ijin lebih dulu. 
"Kak, mama boleh tidak pinjam HP kakak?", atau "Kak, kalau mama/papa buka buka HP kakak, apakah kakak keberatan?"

7. JADILAH TEMAN

Orangtua yang baik adalah orangtua yang bisa menempatkan posisinya. Terkadang tetap menjadi orangtua, tak ada salahnya juga kadang berperan sebagai teman untuk anak anaknya. Jika bingung, mulailah dengan bercerita tentang masa remaja kita dulu.
"Kak, dulu waktu mama masih SMP, mama pernah suka loh sama kakak kelas. Soalnya dia cakep, pinter lagi. Kayaknya itu cinta pertama mama. Kalau kakak? Ada ngga teman yang kakak sukai? ... dst."


Nah, itulah beberapa tips yang bisa dipraktekkan saat menghadapi remaja laki-laki yang mulai memasuki masa pubertas. Yuk siapkan diri kita agar tidak kaget saat mengalaminya.

Friday, April 1, 2022

PACHINKO : REVIEW EPISODE 4

 


Daebak!!!

Wagelaseehh!! Makin kesini jalan ceritanya tambah bikin terpesona. Acting yang ngga kaleng kaleng dari aktor dan aktrisnya.

Pachinko layak banget dinobatkan sebagai Drama Keren dan Berkelas di tahun 2022. Pemeran utama maupun pemeran pendukungnya semua tampil totalitas dan memukau.

Jalan ceritanya benar benar mahal alias ngga murahan. 

Di episode 4 ini, kita bakal disuguhi tontonan yang mengaduk aduk perasaan sampai berurai air mata saking terhanyutnya.


Langsung saja ...

Review Episode 4

Sunja akhirnya menikah dengan pendeta yang pernah dirawat ibunya saat sakit.

Hansu masih tidak rela dengan keputusan Sunja. Meskipun Hansu berusaha keras membujuk Sunja agar tetap tinggal di Korea, Sunja bergeming. Sunja tetap dengan pilihannya. Pergi ke Osaka bersama suaminya.

Momen paling mengharukan terjadi saat kapal hendak berangkat. Sunja menangis  tersedu di pelukan ibunya.

Saat kapal menjauh dari pelabuhan, terlihat ibu Sunja berdiri di pinggir pelabuhan menyaksikan kepergiannya. Begitu pula Hansu, memandangi kapal yang membawa Sunja menuju Osaka.

Di kapal, Sunja yang sedang hamil mulai merasa pusing. Suaminya dengan cekatan mencarikan air minum untuknya.

Sementara di kehidupan masa depan Sunja tua....

Sunja tua akhirnya kembali ke Korea setelah 50 tahun berlalu.

Sementara Baek Solomon, cucunya sedang berkutat dengan masalah bisnis yang tak kunjung memihaknya.

Dan sayangnya...

Pachinko hanya tayang setiap hari Jumat saja, atau seminggu sekali. Jadi, untuk menyaksikan bagaimana awal perjalanan Sunja di Osaka, kita harus menunggunya sampai Jumat depan.


Wednesday, March 30, 2022

REVIEW DRAMA KOREA : PACHINKO EPISODE 1 2 3

Anyeong!

Apa kabar penggemar babang tampan suami sejuta umat, Lee Min Ho? Hihii sudah ngga sabar menunggu comebacknya di dunia perdrakoran pastinya.

FYI, kali ini Lee Min Ho berani tampil beda untuk perannya di drama Pachinko. Siap siap, kalian bakal dibikin gemas sama perannya yang ngga biasa.

Yup! Kali ini Lee Min Ho mengambil peran sebagai laki laki brengsek yang mengencani seorang gadis polos sementara dirinya sudah berkeluarga. Daebak!!

Drama ini menggunakan setting latar kejadian lawas. Saat Jepang menjajah Korea.

Dan yang pasti alurnya bakal membuat penonton ngga bisa buat skip setiap adegannya. Why?? Apakah karena banyak adegan action yang sayang buat dilewatin? No! Bukan itu. Ini karena drama Pachinko memakai alur maju mundur.

Dalam drama ini, sekejap kita dibawa melihat kisah masa depan, menit berikutnya bisa tiba tiba saja kembali ke masa lalu. Jadi, kalau kalian ngga fokus nontonnya, bisa bisa kalian bakal sulit memahami jalan ceritanya. So, jangan ditinggal masak dulu. Cari waktu senggang buat ngabisin drama ini tiga seri sekaligus.

Itulah alasan drama ini tayang tiga seri berurutan. Karena kalian bakal makin paham ketika memasuki seri kedua.

Di tiga episode awal ini, kita akan disuguhi kehidupan Sunja (pemeran utama wanita) kecil, dewasa dan tua dalam satu waktu.

Oke!

Sekarang kita bahas seperti apa sih jalan ceritanya?

Menceritakan seorang gadis bernama Sunja yang lahir saat Jepang menduduki Korea. Sunja kecil yang tinggal di desa kehilangan ayahnya yang meninggal karena sakit. Sunja pun tinggal bersama ibunya, mereka mengelola sebuah penginapan.

Sunja yang beranjak menjadi seorang gadis dewasa bertugas membeli ikan di pelelangan untuk kebutuhan penginapan.

Disinilah Sunja mengenal Ko Hansu yang diperankan Lee Min Ho.

Hansu dibuat jatuh cinta saat pertama kali melihat Sunja.

Hubungan keduanya terus berlanjut, hingga akhirnya Sunja hamil. Namun, Hansu tidak berniat menikahinya karena Hansu sudah mempunyai istri dan tiga anak di Jepang.

Sunja yang sedih mendengar perkataan Hansu segera berlari meninggalkannya.

Saat kisah Sunja muda dan Hansu berjalan, kisah Sunja tua yang tinggal di Jepang pun diperlihatkan berselang seling.

Sunja tua mempunyai seorang anak yang mengelola Pachinko dan cucu laki laki, seorang pebisnis yang baru saja kembali dari Amerika.

Nah, itulah sekelumit kisah drama Pachinko. Setelah kalian membaca ini, pastinya kalian ngga bakal kebingungan lagi dengan alurnya.

Ngga sabar banget buat nunggu lanjutan kisahnya.

Menurut kalian gimana? 




 






Monday, October 4, 2021

BYE BYE JERAWAT : Pengalamanku Bebas Dari Jerawat




Masih berantem sama jerawat? Ngga pede gara gara tato alami alias bopeng yang ditinggalin setelah jerawat mengempis? Fiuhh... I Feel You. Aku juga pernah di fase ini kok. Jadi tahu banget gimana rasanya. Puluhan tahun bergelut sama jerawat yang setiap hari silih berganti muncul di muka itu udah jadi makananku sehari hari. Sedih, kesel, minder, dan ngerasa "kok, mukaku kayak gini ya? Temen temen yang lain aja enggak". Mana kalau diraba ngga ada alus alusnya pisan. Berasa kayak jalanan yang dipenuhi batu kerikil. Hiks! Minder maksimal. Belum lagi pandangan orang lain yang pikirannya  kayak bisa dibaca, "ih, mukanya kotor. Banyak jerawatnya."

Mereka ngga tau perjuangan manusia manusia yang dikasih jerawat di wajah. Sudah rajin cuci muka sama pakai skincare anti jerawat semaksimal mungkin tetap saja jerawat ngga mau pergi. Yang ada jerawat makin ganas kalau sampai salah pilih produk perawatan muka. Serba salah deh pokoknya.

KENALI KULITMU



Kulit yang sering ditumbuhi jerawat itu biasanya jenis kulit berminyak dan sensitif. Itu sebabnya kotoran gampang nempel, minyak mudah menumpuk dan menutupi pori pori hingga menyebabkan kulit meradang dan terbentuk jerawat. Jadi jangan sembarangan pakai produk buat wajahmu. 

Gonta ganti produk perawatan wajah itu udah jadi makananku. Bahkan saking stressnya karena ngga ada yang mempan buat ngilangin jerawat, aku pernah terjerumus pakai produk yang berbahaya. Semata mata karena embel embel, "Pakai produk kosmetik itu nanti muka kamu bakal cepet bersih, putih, instan, ngga pakai lama." Bukan kulit bersih yang kudapatkan, justru kulit mukaku yang sensitif malah jadi rusak, merah dan mengelupas. Pas pemakaian produk kosmetik itu dihentikan, iuuuuhh... jerawatku muncul makin parah!


AKHIRNYA KETEMU YANG COCOK

Setelah jatuh bangun dan salah pakai berulang kali. Akhirnya ketemu juga rangkaian produk yang bener bener cocok di mukaku. Tapi ini ngga instan loh! Aku butuh waktu sekitar 2 tahun hanya untuk membuat jerawat berkurang. Dan meskipun muncul, jerawat ini mudah mengecil, cepat mengering dan tak lagi meradang.

Sementara untuk mengurangi penampakan bopeng yang terlihat dalam karena bekas jerawat yang besar, butuh waktu lebih lama. Cekungan cekungan dalam di pipi itu memang ngga mudah dihilangkan. Suka minder kalau lihat kulit pipi teman teman yang mulus tanpa jurang.

Aku butuh waktu 2 tahun hanya untuk membuat bopeng dan cekungan itu kembali sama rata dengan kulit pipi yang tidak terkena jerawat.

Ini bukan endorse ya! Aku hanya berbagi pengalaman. Karena aku tahu gimana rasanya punya wajah yang bermasalah sama jerawat.

Aku pakai rangkaian produk ini, KOJIE SAN LIGHTENING.

  • Untuk muka aku pakai SABUN MUKA Kojie San Kojic Acid Soap Skin Lightening, pagi dan sore setelah mandi.
  • Setelah pakai Sabun muka, aku pakai TONER Kojie San
  • Kemudian pakai Kojie San LIGHTENING CREAM
Awalnya ngga nyaman karena Sabun mukanya itu perih banget, trus Cream nya juga kayak lengket di wajah. Tapi aku kuat kuatin pakai. Eh, satu minggu setelah pemakaian rutin, kulit mukaku terlihat lebih cerah. Bukan putih ya, hanya cerah. Dan rasa perih karena sabun muka juga mulai berkurang. 

Meskipun belum mempan mengusir jerawat, aku tetap rutin pakai sampai rangkaian produk ini habis. Hasilnya, setiap keluar jerawat, meskipun membesar, jerawatnya mudah kering, kempes sendiri dan ngga meninggalkan noda baru di wajah.

Seneng banget dong! Jerawat memang masih terus bermunculan. Tapi ngga separah dulu. Kalau dulu sekali muncul bisa lebih dari 2 - 3 jerawat, sekarang hanya muncul satu persatu. Itupun cepat hilang dan kempis.

Setahun berlalu seperti itu. Setelahnya, bekas bekas jerawatku mulai berkurang. Dua tahun lamanya untuk membuat bintik bintik cokelat dikulit mukaku mulai memudar. Dan selama pemakaian produk ini, aku ngga pernah gabungin pakai produk lain. Paling sesekali kalau ada acara penting, baru aku pakai concealer, bedak, atau apalah itu namanya.

Memang lambat, tapi sekarang aku tinggal menikmati hasilnya. Empat tahun setelah pemakaian, bopeng bopeng dan cekungan mulai sembuh satu persatu. Dan sekarang meskipun ngga glowing dan licin, mukaku mulai mulus tanpa bopeng. Alhamdulillah wa syukurillah. Aku jadi ngga minder lagi karena muka jadi kelihatan lebih bersih tanpa bekas jerawat.

Jadi, buat kalian yang punya problem sama denganku. Kalian boleh coba tips ku diatas. Ingat ya! Ngga ada yang instan. Asal rajin dan ngga males, kalian pasti dapat hasilnya kok.


Dan sampai saat ini, aku masih setia pakai produk ini buat muka. Sekarang kemasannya udah baru dan formulanya juga diperbarui sepertinya. Dan lebih ramah di muka. Ngga lengket dan cepat meresap. Plus lebih cepat bikin kulit menjadi cerah.

Sekali lagi, aku ngga ada di endorse sama sekali. Sayangnya aku ngga punya foto saat dulu mukaku penuh jerawat. Jangankan foto, tatap muka sama  orang aja ngga pede karena malu diliatin jerawatnya. Jerawat itu benar benar membuatku insecure parah! Tapi sekarang sejak muka kembali bersih, aku sudah mulai berani ambil selfie close up.

Segini dulu ya bagi bagi pengalamanku dengan kulit wajah berjerawat. Masih banyak sebenarnya yang mau kutulis. Kalau kalian ada yang mau ditanyakan, boleh kok kirim komentar disini. Siapa tahu aku bisa menjawabnya sesuai pengalamanku. Terimakasih!

Semangat para pejuang jerawat!


Thursday, September 30, 2021

Menuju 15 Tahun



 
Udah lama banget aku ngga mampir buat sekedar nulis di blog ini. Entah kenapa jiwa males masih dominan menguasai. Padahal keinginan buat ngisi kekosongan dengan tulisan itu selalu ada. Kalah sama rasa malas.
    By the way, kali ini dalam rangka menuju 15 tahun anniversary, aku bermaksud membagi cerita lika liku kehidupan rumah tangga. Nyadar sih, ngga bakal ada yang tertarik karena setiap orang punya drama dan dilema rumah tangganya sendiri. Tapiii... tujuanku menuangkannya disini bukan buat pamer kok. Cuma sekedar nulis buat pengingat, kalau waktu itu cepat banget berlalu. Time flies so fast. Dan apa yang pernah dilewati itu ngga bakal bisa diulangi lagi. Jadi, lewat tulisan ini harapanku sih akan jadi pengingat "ini loh, aku diwaktu itu".




AKU, KAMU, KITA

    Ngga mudah untuk sampai ke tahap ini. Suka duka sudah jadi bagian dalam kehidupan rumah tangga kami. Alhamdulillah wa syukurillah, waktu berhasil mendewasakan kami berdua. Aku yang tadinya mudah banget kesinggung, makin kesini makin belajar menahan diri. Yang dulunya ngga pinter masak, sekarang pun masih sama, wkwkkk.. nggak lah, sekarang udah mulai bisa masak makanan favorit buat suami sama anak anak. Dan sambutan mereka soal masakanku, membuatku makin semangat belajar. Suami yang dulunya acuh dan lebih sering memikirkan dirinya sendiri, sekarang lebih care bahkan sangat care sampai aku merasa dia berubah. Memang berubah, tapi ke arah yang lebih baik.

15 Tahun sangatlah cukup buat mengenal kepribadian masing masing. Aku yang sensitif, suka bercanda, pemalas, keras kepala, tapi kalau lagi ngambek... rajinnya ngga ketulungan. Segala apa dibersihin sampai kinclong tanpa minta bantuan, hahahaa. Bersyukur suami ngerti banget segala kekurangan istrinya. Mungkin kalau dia ngga sabar, udah bubar dari dulu karena aku yang seringnya suka menyulut masalah.

Beruntung sifat jelekku itu diimbangi  sama sifat pasangan yang lumayan bisa meredam segala energi negatif yang kupunya. Setiap aku ngomel sampai mulutku pegal, telingaku juga pengeng dengar omelanku sendiri, suami cuma diam mendengarkan. Dan inilah yang bikin aku gemes dan makin bebas mengomel. Hahahah... jahat banget ya.

Belum lagi kalau keluar sifat malasku. Bisa mingguan bahkan bulanan aku ngga memasak untuk keluarga. Dan suami mengalah, memaklumi kebiasaanku. Dia suka pulang bawa nasi kotak dari kerjaan karena tahu di rumah  bininya ngga bakal menyediakan makan sepulang dia kerja. Dan untuk anak anak, aku nyari cara instan dengan mengorder makanan online. Jangan ditiru yaa... ngga banget sifat yang ini. Untungnya sekarang sifat malas memasakku sudah jauh berkurang. Malah justru sekarang lagi senang senangnya explore segala jenis resep terbaru.


DRAMA APA SIH YANG PALING SERING TERJADI?

Salah satu hal yang sering menjadi biang pertengkaran adalah ketidakpekaan pasangan sekaligus kurangnya komunikasi. Dulu, pasanganku itu cenderung pendiam. Ngga banyak omong dan kalaupun ada yang mau diomongin ya langsung ke intinya. Jadi sebagai perempuan yang menurut penelitian rata rata  banyak bicara, dapat laki yang jarang ngomong itu salah satu siksaan tersendiri. Berasa ngomong sama tembok, hahahahh. 

Tapi itu duluuu..

Sekarang, beuuuh... sampai kesel sendiri karena keseringan diajak ngobrol sama laki. Dan aku pengen nyari suasana tenang buat sekedar santai dan scroll media sosial itu sebuah kesulitan tersendiri. Lima belas tahun nikah, bukan aku yang kebawa sama kebiasaannya tapi sebaliknya, dia yang bener bener ketularan sama sifat sengklek ku, wkwkwk.

Beruntung banget sih, meski hidup kita ngga kaya kaya amat tapi kalau dapat pasangan yang ngertiin sungguh sebuah anugerah yang ngga bisa ditukar sama apapun.

Dan untuk mendapatkan kekompakan ini, kita butuh waktu yang lama. Bukan instan dan ngga sekejap mata.

Makin kesini, makin jarang drama terjadi. Kayak udah saling tahu, hafal kebiasaan masing masing. Jadi ngga ada lagi kaget, kesel, gontok gontokkan, dsb. Dan alhamdulillah, kehidupan pribadi kami juga tetap indah seperti pertama kali bersama. Cie lah!



HAPPY 15THVERSARY

Akhir kata, terimakasihhhh banget buat kamu yang selalu ada buat aku. Selalu ngertiin. Selalu maafin salahku. Dan selalu mengalah tiap aku lagi kumat pengen menang sendiri.

Semoga selamanya tetap bersama, sampai kakek nenek, bahagia selamanya. Aku, kamu, kita.

-- 05 Juli 2006-- 


Note : Tulisan ini telat dipost beberapa bulan.




Thursday, April 4, 2019

Semua Tentang "Emak"


Semua Tentang "Emak"

Entah sejak kapan ucapan kata "emak" lebih sering jadi bahan ledekan. Padahal "emak" itu panggilan sayang untuk perempuan yang melahirkan anak anaknya, sejenis dengan ibu, bunda, mama, dan sebagainya. Di daerah asal saya, sebagian besar ibu dipanggil "emak". Dan emak emak yang saya kenal itu adalah sosok yang bersahaja dan tidak neko neko. Makanya saya agak risih waktu emak jadi korban meme untuk kemudian dibully.

Kenapa saya ngga rela? Karena saya memanggil ibu saya dengan sebutan "emak"juga. Dan sikap beliau tidak seperti meme meme yang bertebaran. Jangankan mau kasih reting kanan belok kiri, emak saya tidak bisa naik motor matic. Emak juga tidak berani menghardik petugas yang memberhentikan kendaraannya di jalan raya. Rasanya emak yang sebenarnya tidak punya keberanian sebesar itu. Tapi saya heran meme "The Power of Emak emak" sudah lekat untuk perempuan yang menyandang status ibu. Kecuali untuk melindungi orang orang yang disayangi, emak sanggup menjadi pembela bak singa yang terluka.

Emak emak yang saya kenal, mereka santun dalam berbahasa. Emak hanya garang pada anak anaknya yang bandel dan tidak mau mendengarkan nasehatnya.

Mungkin jaman sudah berubah, banyak yang tak lagi menghargai emak. Begitu mudahnya mereka melempar guyonan di dunia nyata maupun sosial media. Seakan emak itu sosok norak yang baru paham hingar bingar dunia. Padahal jika mereka mau berpikir, apalah arti mereka tanpa emak emak yang melahirkannya ke dunia.

Emak, Ibu, Bunda, Mama merekalah pahlawan kita. Hargai mereka dengan tidak menjadikan status keibuan mereka bahan guyonan dimana mana. Karena kelak anak anak kita cepat atau lambat akan meniru apa yang kita perbuat.

Jika melihat seorang emak melakukan kesalahan, tegur baik baik. Mungkin itu karena ketidaktahuannya. Sekali kali berpikirlah positif agar hati jadi bersih.

"Ah, nanti emak emaknya ngamuk!"

Jangan berprasangka buruk dulu sebelum mencoba. Kalaupun akhirnya hasil yang didapat tidak sesuai harapan, minimal kita sudah menanam suatu kebaikan.

Yuk! Jangan tanamkan contoh buruk pada generasi penerus kita. Hormati emak, ibu, bunda, mama kita. Karena mereka, kita ada.

--JAKARTA, 04 April 2019--

*Tulisan ini juga ku post di salah satu group kepenulisan di Facebook dan juga di akun Faceookku